Wednesday, December 31, 2014

Persiapan Pameran Karya Seni Rupa di Sekolah

Setelah menyusun perencanaan kegiatan pameran sejak menentukan tujuan hingga pembuatan proposal, maka kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan (pelaksanaan) pameran. Kegiatan utama dalam persiapan pameran seni rupa ini menyiapkan dan memilih karya serta menyiapkan perlengkapan pameran.

1. Menyiapkan dan memilih Karya Seni Rupa untuk Dipamerkan

Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya mutlak diperlukan. Untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, kita perlu mempersiapkan karya yang akan dipamerkan. kita dapat membuat karya seni rupa yang secara khusus diperuntukan bagi pameran yang direncanakan tersebut atau memilih dari karya tugas yang pernah kita buat dalam pembelajaran seni rupa di sekolah sebelumnya.

Pemilihan karya yang akan dipamerkan dilakukan setelah karya terkumpul. Proses pemilihan karya dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Teknik pemilihan karya dapat dilakukan berdasarkan kualitas kaya (yang layak untuk dipamerkan), jenis karya (karya dua dimensi atau tiga dimensi), ukuran, dan kriteria lain sesuai ketentuan panitia pameran. Bahkan dalam pameran seni rupa di sekolah, guru bisa melakukan seleksi karya ini dengan mempertimbangkan proporsi perwakilan tiap kelas.

Persiapan Pameran Karya Seni Rupa SekolahJenis karya seni rupa yang dipamerkan ini dapat ditentukan satu jenis karya saja atau campuran dari berbagai jenis. Penentuan jenis karya ini akan mempengaruhi perlengkapan pameran yang harus di sediakan. Sebagai contoh jika kebanyakan yang dipamerkan adalah karya seni rupa dua dimensi maka kemungkinan besar panitia pameran harus menyediakan tempat untuk menggantung karya-karya seni rupa tersebut . Sebaliknya jika karya yang dipamerkan kebanyakan karya seni rupa tiga dimensi, maka tempat untuk meletakkan karya tersebut harus mendapat perhatian lebih besar.

2. Menyiapkan Perlengkapan Pameran Karya Seni Rupa Sekolah

Demi lancarnya penyelenggaraan pameran, diperlukan perlengkapan (sarana dan prasarana) seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat ruangan). lampu sorot, sound system, dan poster,

a. Ruang Pameran
Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran seni rupa di sekolah bisa menggunakan ruangan yang cukup luas seperti aula atau ruang kelas. Penataan ruang dapat dilakukan dengan menggunakan meja, panel, kursi.

b. Meja
Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula digunakan sebagai dasar penyimpanan karya tiga dimensional seperti patung atau barang kerajinan lainnya.

c. Buku tamu
Bukti tamu (berisi: no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat digunakan untuk mengetahui berapa orang dan siapa saja yang mengunjungi pameran.

d. Buku kesan dan pesan
Buku kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan pribadi pengunjung, identitas seperlunya) berguna sebagai masukan terhadap penyelenggan pameran.

e. Panil
Panil fungsinya untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan, gambar, dan sebagainya. Selain itu panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.

f. Poster atau brosur
Media poster atau brosur digunakan untuk menginformasikan kegiatan pameran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan, poster dan brosur sudah digunakan sebagai media informasi.

g. Katalog
Katalog berisi identitas seniman dan karya serta kuratorial (penyelenggara pameran) berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan karya seni yang dipamerkannya.

h. Folder
Berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual untuk membantu menjelaskan kepada pengunjung pameran tentang karya seni rupa yang ditampilkan.

i. Lampu penerangan
Lampu ini digunakan untuk memperjelas karya yang dipamerkan. Lampu ini dipasang di setiap papan pamer (panil) atau di plafon. Pemasangan lampu dan pemilihan jenis lampu untuk memperjelas karya seni rupa sehingga lampu dan penempatannya harus diatur dan dipilih sedemikian rupa agar tidak menyilaukan.

j. Sound system
Sound system digunakan dalam acara pembukaan, dan untuk memperdengarkan musik instrumentalia berirama lembut selama pameran berlangsung yang berfungsi untuk mendukung suasana pameran sehingga pengunjung merasa lebih nyaman ketika mengapresiasi karya seni rupa yang dipamerkan di sekolah.

Tuesday, December 30, 2014

Urutan Kegiatan dalam Merencanakan Pameran Seni Rupa

Rencana sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis agar pada waktu pelaksanaannya berjalan lancar. Tanpa perencanaan yang sistematis sebuah pameran tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Urutan kegiatan dalam merencanakan pameran seni rupa adalah : (1) Menentukan Tujuan Pameran, (2) Menentukan Tema Pameran, (3) Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran, (4) Menentukan Waktu dan Tempat Kegiatan Pameran, (5) Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran dan (6) Menyusun Proposal Kegiatan Kegiatan Pameran. Mari kita pelajari tahapan umum dalam perencanaan penyelenggaran pameran seni rupa berikut ini.

1. Menentukan Tujuan Pameran

Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah menetapkan terlebih dahulu tujuan pameran tersebut. Penyelenggaraan pameran dapat saja bertujuan untuk menggalang dana yang bersifat komersial, sosial atau kemanusiaan. Cobalah diskusikan dengan teman-teman kalian tujuan penyelenggaraan yang paling tepat untuk kegiatan pameran dalam pekan seni akhir semester atau tahun ajaran yang akan datang.

2. Menentukan Tema Pameran

Urutan Kegiatan dalam Merencanakan Pameran Seni Rupa
Tema pameran kita tentukan setelah tujuan pameran dirumuskan. Penentuan tema berfungsi untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema dapat memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan. Setelah rumusan tujuan dan tema telah kita tetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun kepanitiaan pameran.

3. Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran

Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pameran agar berjalan dengan lancar perlu dibuat kepanitiaan dalam sebuah organisasi kepanitiaan pameran. Penyusunan struktur organisasi kepanitiaan pameran disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi, dan kondisi. Umumnya struktur kepanitiaan sebuah pameran terdiri dari panitian inti dan dibantu dengan seksi-seksi. Penyelenggaraan pameran seni rupa akan berjalan lancar bila ada pembagian tugas kepanitian yang jelas. Hal ini dilakukan agar masing-masing orang yang terlibat dalam kepanitiaan pameran memiliki rasa tanggung jawab dan kebersamaan. Secara singkat, berikut ini pembagian tugas kepanitiaan dalam pameran seni rupa.

a. Ketua

Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul sejak perencanaan hingga pelaksanaan pameran. Seorang ketua seyogianya memiliki sikap kepemimpinan yang tegas dan jujur yang disertai sifat sabar dan bijaksana penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang telah menjadi garapannya. Dalam menjalankan tugasnya, seorang ketua harus mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan semua pihak, yang mendukung kegiatan pameran.

b. Wakil Ketua

Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung jawab atas kepengurusan berbagai hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga mengganti ketua atau melaksanakan tugas ketua, apabila ketua berhalangan. Seorang wakil ketua harus memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan.

c. Sekretaris

Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi diantaranya adalah menulis seluruh kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran. Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada kepala sekolah, orang tua, kepada dinas terkait, apabila pergelaran tersebut akan dilangsungkan di sekolah. Sedangkan apabila pameran tersebut akan diselenggarakan di luar sekolah, perlu ada surat izin dan dan pemberitahuan kepada instansi pemerintah yang berwewenang.

Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, bersama ketua, membuat laporan kegiatan sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.

d. Bendahara

Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan, penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran. Bendahara harus juga dapat menyusun laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan keuangan selama pameran berlangsung. Untuk itu bendahara memang harus betul-betul mereka yang memiliki sikap yang jujur, teliti, cermat, sabar, tidak boros, dan tidak lepas rasa tanggung jawab terhadap seluruh tugas yang dilaksanakannya.

e. Seksi Kesekretariatan

Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-menyurat, penyusunan proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai.

Selain susunan panitia inti di atas, seksi-seksi pun dibentuk sebagai penunjang pelaksanaan pameran, di antaranya:

f. Seksi Usaha

Seksi ini berkewajiban membantu Ketua dalam pencarian dana atau sumbangan dari berbagai pihak, untuk menutupi biaya pameran. Beberapa usaha untuk memperoleh dana, misalnya dari iuran peserta pameran, sumbangan dari siswa secara kolektif, sumbangan dari donatur atau para simpatisan terhadap diselenggarakannya pameran, baik berupa uang atau barang yang sangat diperlukan dalam penyelenggraan kegiatan tersebut.

g. Seksi Publikasi dan Dokumentasi

Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui berbagai media, seperti dengan surat-surat pemberitahuan, spanduk kegiatan, pembuatan poster pameran, katalog, undangan, dan sebagainya. Apabila dalam masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan surat-surat izin dapat berhubungan dengan sekertaris penyelenggaraan pameran.

Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai selesai (berakhir), dokumentasi pameran ini sangat penting sebagai tolok ukur dan wawasan di masa mendatang.

f. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang

Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran bertugas mengatur tata ruang pameran. Seksi ini selain bertugas untuk menghias ruang pameran juga bertugas mengatur denah dan penempatan karya yang dipamerkan. Dalam penataan ruang pameran Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Pengaturan benda-benda yang dipajang tergantung di dinding ruangan berupa lukisan, jangan sampai dicampur atau satu tempat dengan benda-benda seni kerajinan lainnya yang dipajang di atas meja pameran, bila mungkin disediakan ruangan gelar yang terpisah.
  2. Penataan benda-benda untuk mengarahkan pengunjung agar dapat berkonsentrasi waktu menonton dan melihat berbagai barang (karya) yang dipamerkan.
  3. Pemberian hiasan dekorasi ruangan diharapkan tidak berlebihan sehingga mengganggu penikmatan karya yang dipamerkan.
  4. Pengaturan jalan masuk dalam ruang pameran sesuai dengan keinginan karya mana yang diharapkan dilihat pertama kali dan karya mana yang diharapkan dilihat terakhir kali.
  5. Penyertaan musik dan lagu sebagai pengantar dan pengisi suasana pameran bertujuan untuk membantu pengunjung pameran menikmati karya yang dipamerkan.
  6. Penyertaan musik pengiring yang berlebihan dapat mengganggu pengunjung pameran sehingga tujuan apresiasi karya dapat tidak tercapai.


g. Seksi Stand

Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas menjaga kelancaran pameran, mengatur (mengarahkan) pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruang pameran.

Petugas penjaga stand diharapkan melayani para pengunjung secara ramah dan sopan membantu memberikan informasi tentang karya-karya yang dipamerkan.

h.Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya

Karya yang akan dipamerkan dikumpulkan dan dipilih, dikategorikan sesuai dengan tema pameran yang ditentukan. Seksi pengumpulan dan seleksi karya bertugas melakukan pencataan dan pendataan karya (nama seniman, judul, tahun pembuatan, kelas, harga, dll) serta melakukan pemilihan karya yang akan dipamerkan.

i. Seksi Perlengkapan

Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan (alat dan fasilitas lain) yang digunakan dalam penyelenggaraan pameran. Seksi ini bekerjasama dengan seksi dekorasi dan penataan ruang mempersiapkan tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara khusus dengan seksi pengumpulan dan seleksi karya dalam pengumpulan dan pemilihan karya.

j. Seksi Keamanan

Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya kemanan karya-karya yang dipamerkan.

k. Seksi Konsumsi

Saat pembukaan pameran umumnya disediakan kudapan atau hidangan bagi tamu undangan. Seksi Konsumsi bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan pameran tersebut. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian pameran.

4. Menentukan Waktu dan Tempat Kegiatan Pameran

Penentuan waktu pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di sekolah biasanya dilakukan saat tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas seperti pada akhir semester atau tahun ajaran menjelang hingga saat pembagian raport. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat diikuti serta disaksikan oleh segenap warga sekolah.

Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran, jumlah serta karakteristik karya yang akan dipamerkan, apakah akan dilakukan di kelas, di aula, gedung serba guna, di halaman sekolah atau tempat lain di luar sekolah.

5. Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran

Penyusuan agenda kegiatan dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan kepada semua fihak yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pameran. Agenda kegiatan disusun dalam sebuah tabel dengan mencantumkan komponen jenis kegiatan dan waktu (biasanya dalam bulan, minggu dan tanggal).

6. Menyusun Proposal Kegiatan Kegiatan Pameran

Penyusunan proposal kegiatan sangat bermanfaat dalam kegiatan persiapan pameran. Proposal kegiatan dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pameran. Selain itu, proposal ini juga dapat digunakan untuk mencari dana dari berbagai pihak (sponsorship) untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pameran. Secara umum sistematika isi proposal biasanya mencakup: latar belakang, tema, nama kegiatan, landasan/dasar penyelenggaraan, tujuan kegiatan, susunan panitia, anggaran biaya, jadwal kegiatan, ketentuan sponsorship, dan lain-lain.

Setelah mempelajari tentang perencanaan pameran, cobalah untuk menyusun kepanitian pameran seni rupa yang akan diselenggarakan bersamaan dengan pementasan karya seni lainnya dalam kegiatan pekan seni sekolah di akhir semster atau akhir tahun ajaran sebelum libur sekolah.

Tanya Jawab seputar Urutan Kegiatan dalam Merencanakan Pameran Seni Rupa

6 Langkah merencanakan pameran?

Jawaban: 1) Menentukan tujuan pameran, 2) Menyusun konsep pameran, 3) Mengatur anggaran, 4) Memilih lokasi dan tanggal, 5) Menyusun tim panitia, 6) Melakukan promosi dan publikasi.

4 langkah dalam pelaksanaan kegiatan pameran?

Jawaban: 1) Persiapan (menyiapkan karya, lokasi, dan peralatan), 2) Penyusunan dan penataan karya, 3) Pelaksanaan (pembukaan, pengelolaan, dan pemeliharaan pameran), 4) Evaluasi dan penutupan.

4 Apa tahapan umum dalam merencanakan pameran karya seni rupa?

Jawaban: 1) Penentuan tujuan dan tema, 2) Pengumpulan karya dan seleksi, 3) Penyusunan konsep dan anggaran, 4) Penyusunan panitia dan persiapan.

Apa saja tahapan dalam pelaksanaan kegiatan pameran seni rupa?

Jawaban: 1) Persiapan, 2) Penyusunan dan penataan karya, 3) Pelaksanaan (pembukaan, pengelolaan, dan pemeliharaan pameran), 4) Evaluasi dan penutupan.

5 Langkah perencanaan pameran?

Jawaban: 1) Menentukan tujuan dan tema, 2) Mengumpulkan karya dan melakukan seleksi, 3) Menyusun konsep dan anggaran, 4) Memilih lokasi dan tanggal, 5) Menyusun tim panitia.

Langkah langkah untuk membuat pameran?

Jawaban: 1) Merencanakan pameran, 2) Menyiapkan karya, lokasi, dan peralatan, 3) Menyusun dan menata karya, 4) Melaksanakan (pembukaan, pengelolaan, pemeliharaan), 5) Evaluasi dan penutupan.

Apa saja kegiatan utama dalam persiapan pameran seni rupa?

Jawaban: 1) Pengumpulan karya, 2) Seleksi karya, 3) Penyusunan konsep dan anggaran, 4) Menyusun panitia dan kebutuhan logistik.

Langkah pertama yang dilakukan dalam menyelenggarakan pameran adalah?

Jawaban: Menentukan tujuan dan tema pameran.

Langkah Langkah Menyiapkan dan memilih karya?

Jawaban: 1) Mengumpulkan karya dari seniman, 2) Melakukan seleksi dan kurasi, 3) Menentukan layout dan penataan karya, 4) Melakukan pengecekan kualitas karya.

Siapa saja susunan panitia pameran?

Jawaban: Ketua, Sekretaris, Bendahara, Koordinator Publikasi dan Promosi, Koordinator Logistik, Koordinator Kuratorial, Koordinator Acara, dan anggota panitia lainnya sesuai kebutuhan.

Langkah ke 3 dalam merencanakan sebuah pameran yaitu?

Jawaban: Mengatur anggaran yang mencakup biaya penyelenggaraan, promosi, logistik, dan kebutuhan lainnya.

Apa itu perencanaan kegiatan pameran karya seni rupa?

Jawaban: Perencanaan kegiatan pameran seni rupa adalah proses penyusunan konsep, tujuan, anggaran, dan persiapan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pameran seni rupa.

Jelaskan langkah langkah dalam menyusun rencana pameran sekolah?

Jawaban: 1) Menentukan tujuan dan tema, 2) Koordinasi dengan guru dan siswa, 3) Mengumpulkan karya dan melakukan seleksi, 4) Menyusun anggaran dan kebutuhan logistik, 5) Menyusun panitia, 6) Menyusun jadwal dan lokasi pameran, 7) Melakukan promosi dan publikasi.

Berikut yang bukan langkah langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan pameran adalah?

Jawaban: Penataan karya di lokasi pameran, karena ini merupakan tahap pelaksanaan, bukan perencanaan.

Jelaskan langkah langkah mengelola pameran seni rupa berdasarkan ilmu manajemen?

Jawaban: 1) Perencanaan (tujuan, tema, anggaran, jadwal), 2) Organisasi (penyusunan panitia dan tugas), 3) Pelaksanaan (persiapan, penataan karya, pengelolaan, pemeliharaan), 4) Pengendalian (monitoring, evaluasi, penutupan).

Tahap persiapan dalam pembuatan karya seni meliputi langkah kerja?

Jawaban: 1) Penelitian dan pengumpulan referensi, 2) Pengembangan konsep dan ide, 3) Menyusun sketsa dan rancangan, 4) Menyiapkan bahan dan alat, 5) Latihan teknik dan eksplorasi.

Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Pameran Karya Seni Rupa

Pengertian Pameran

Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan perupa kepada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antara perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan hingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.”

Penyelenggaraan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya bisa dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Adapun konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa berbagai jenis karya seni rupa untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.

Setelah membaca paparan singkat di atas, kalian dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang pameran karya seni rupa, cobalah kemukakan dengan kata-kata kalian sendiri apa pengertian dari pameran karya seni rupa.

Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Pameran Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Pameran Karya Seni Rupa


Sebagai mahluk yang berakal dan berbudi, setiap pekerjaan yang kita lakukan seharusnya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Dalam penyelenggaraan pameran setidaknya dikenal beberapa tujuan yaitu (1) tujuan sosial dan kemanusiaan, (2) tujuan komersial, dan (3) tujuan yang berkaitan dengan pendidikan.

Sebuah kegiatan pameran yang diselenggarakan dalam lingkup terbatas (sekolah) maupun lingkup yang lebih luas (masyarakat) dapat diselenggarakan dengan harapan karya seni rupa yang dipamerkan terjual dan dana hasil penjualan tersebut digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan, masyarakat tidak mampu atau korban bencana alam. Ada juga kegiatan pameran yang diselenggarakan dengan harapan karya yang dipamerkan terjual dengan keuntungan yang tinggi bagi pemilik karya atau penyelenggara pameran tersebut. Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pameran diselenggarakan dengan harapan mendapat apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas berkarya selanjutnya.

Secara khusus penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan kalian dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif.

Berkaitan dengan organisasi penyelenggarannya, penyelenggaraan pameran karya seni rupa di sekolah bermanfaat untuk melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain), mempertebal pengalaman sosial, melatih untuk bertanggungjawab dan dapat bersikap mandiri serta melatih untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan. Jika karya yang dipamerkan dapat diapresiasi dengan baik, kegiatan pameran juga bermanfaat membangkitkan motivasi kalian dalam berkarya seni.

Kegiatan pameran karya seni rupa ini memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Pameran seni rupa pada hakekatnya berfungsi sebagai pembangkit apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton.

Rangkuman Pameran Karya Seni Rupa di Sekolah

Pameran karya seni rupa merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman baik secara perorangan maupun kelompok untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada publik melalui media karya seni rupa sehingga melalui kegiatan pameran tersebut diharapkan terjadi komunikasi antaran seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator.

Penyelenggaraan pameran setidaknya memiliki beberapa tujuan yaitu tujuan sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan. Secara khusus penyelenggaraan pameran di sekolah mempunyai kegunaan untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya seni rupa secara lebih objektif. Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pameran diselenggarakan dengan harapan memperoleh apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas berkarya.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pameran di antaranya adalah ketersediaan karya seni rupa yang akan dipamerkan, adanya pihak panitia penyelenggara pameran, pengunjung pameran dan tempat pameran. Persiapan pameran hendaknya dilakukan dengan tahap menyiapkan karya, memilih karya, dan menyiapkan perlengkapan pameran. Sedangkan proses penyelenggaraan pameran mencakup pelaksanaan kerja kepanitiaan, penataan ruang, pelaksanaan pameran dan laporan kegiatan pameran. Proses-proses tersebut dilakukan oleh siswa secara bersama-sama.

Proses penyelenggaraan pameran akan berjalan dengan lancar bila didukung perlengkapan dan peralatan pameran seperti ruang pameran, meja, buku tamu, buku pesan, panil, katalog, folder, lampu penerangan dan sound system. Kelancaran proses penyelenggaran dipengaruhi pula oleh kemampuan kerjasama panitia sesuai beban tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Melaksanakan kegiatan pameran seni rupa harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, tersusun secara sistematis dan logis. Kerjasama dan tanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan mendukung kelancaran kegiatan pameran. Penataan ruang pameran karya seni rupa yang baik akan mendukung kegiatan apresiasi sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Melalui kegiatan pameran kita tidak hanya belajar mengapresiasi karya seni rupa, tetapi juga belajar untuk berdisiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, belajar untuk saling menghargai dan bekerjasama, selain itu juga belajar mengakui kekurangan dan kelemahan serta belajar untuk berkomitmen untuk berbuat lebih baik di masa yang akan datang.

Saturday, December 13, 2014

Pengertian dan Manfaat Sketsa

Kegiatan manusia membuat sketsa telah menjadi tradisi sejak zaman Renaissance. Seniman tradisional di Indonesia, khususnya di Bali sudah membuat sketsa sejak zaman dahulu yang disebut ngreka. Kegiatan pembuatan sketsa ini mendahului kegiatan melukis tradisional. Seniman melakukan Ngreka dengan membuat berbagai bentuk di atas kanvas tradisional, ngereka ini menggunakan alat tajam dari bambu yang diraut untuk dipakai sebagai pena. Tintanya terbuat dari jelaga yang dicampur dengan cairan perekat ancur. Saat ini bahan-bahan tradisional tersebut telah diganti dengan alat dan bahan yang lebih modern, peralatan berupa pena dan bahan berupa tinta Cina hitam.

Menggambar sketsa adalah bagian dasar dari menggambar, sedangkan menggambar adalah kegiatan dasar dari seni rupa, baik seni rupa berbentuk dua dimensional maupun tiga dimensional. Pikiran seorang seniman dapat divisualisasikan dalam wujud sketsa hanya dengan menggunakan secarik kertas dan sebuah pensil. Dalam artikel ini, yang dimaksud dengan menggambar sketsa adalah menggambar hanya dengan menggunakan garis dan segala variasinya. Menggaris adalah sesuatu yang sangat penting dan mendasar dalam kegiatan menggambar. Dari sebuah goresan garis dapat diketahui seberapa kemampuan, ketrampilan dan kepekaan keindahan dari seniman pembuatnya. Oleh sebab itu, kegiatan ini sangat mendasar dan sangat penting untuk melatih keterampilan tangan dalam menggambar dan melatih kepekaan estetik.

A. Pengertian Sketsa

Pengertian dari Sketsa adalah : gambar atau lukisan pendahuluan yang kasar ringan, semata-mata garis dasar atau belum selesai. Kadang kala sketsa hanya digunakan sebagai pembantu untuk pengingat saja. Sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana untuk sebuah lukisan. Dalam pengertian tersebut, sketsa lebih merupakan gambar kasar dan bersifat sementara, baik di atas media kertas atau media kanvas dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut menjadi sebuah lukisan.

Menggambar adalah suatu usaha untuk menyampaikan perasaan dan pikiran secara visual kepada orang lain. Anak-anak biasanya senang dengan kegiatan menggambar, karena dengan menggambar anak-anak dapat menuangkan pengalamannya mewujudkan simbol-simbol visual dari apa yang pernah dilihatnya sehari-hari dalam kehidupan nyata melalui bidang gambar.

Kegiatan menggambar pada dasarnya hanya memerlukan alat dan bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan. Beberapa garis jika digoreskan pada bidang datar akan dapat memberikan suatu kesan simbol tentang bentuk yang ada di sekeliling kita. Dengan demikian, pikiran dan perasaan dapat kita ungkapkan dalam bentuk visual lewat kegiatan menggambar, sehingga menggambar menjadi kegiatan yang mendasar dalam berkarya seni rupa. Kegiatan menggambar secara umum dapat juga dianalogikan dengan kegiatan menulis. Analoginya adalah sebagai berikut : sebelum seseorang dapat menulis kalimat, ia harus dapat menulis huruf dan kata terlebih dahulu, begitu juga dengan kegiatan berkarya seni rupa dan kria. Sebelum seseorang dapat membuat karya seni rupa dan kria, ia terlebih dahulu harus dapat menggambar seluruh bentuk-bentuk yang ada di sekitarnya.


B. Manfaat Sketsa

Sketsa mempunyai beberapa manfaat atau fungsi, antara lain:
  1. Untuk lebih dapat memberi gambaran tema
  2. Meminimalisir kesalahan dalam menggambar
  3. Mempertajam pengamatan pelukis
  4. Meningkatkan kemampuan pelukis dalam mengkoordinasikan hasil pengamatan dan keterampilan tangan.


C. Aturan-Aturan Dalam Membuat Sketsa

Adapun beberapa aturan dalam membuat sketsa adalah sebagai berikut
  1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertikal, horizontal, maupun lengkung secara tipis
  2. Menggambar garis sekunder, misalnya melukis kerangka lingkaran atau kotak dalam keadaan tipis
  3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan oleh pelukis.


Perhatikan contoh gambar sketsa di bawah ini :

Pengertian dan Manfaat Sketsa


Sebelum berlatih membuat sketsa, ada baiknya kita melakukan latihan melemaskan tangan dengan membuat berbagai jenis garis dengan menggunakan pensil dan tinta. Latihlah tangan kita untuk menarik garis lurus tanpa bantuan mistar secara berulang kali sampai garis yang dihasilkan sudah kelihatan stabil, selanjutnya mari kita buat garis lengkung, zig-zag, dan bergelombang dengan berbagai variasi ketebalan. Buatlah berbagai macam garis pendek-pendek dengan berbagai variasi dan komposisi agar tidak membosankan. Pada awalnya memang tampat meragukan, namun jika sudah berlatih berulang kali garis yang dihasilkan akan terlihat lebih luwes dan indah.

Thursday, December 11, 2014

Pengertian Lukisan


Hampir setiap hari kita melihat lukisan baik yang tercetak di buku, terlihat di layar monitor, atau tergantung di dinding. Apa pengertian lukisan ?
Lukisan merupakan sebuah karya seni yang dibuat dengan cara memulaskan cat menggunakan alat kuas lukis, pisau palet atau peralatan lain, pemulasan cat dengan berbagai warna dan nuansa gradasi warna, dengan kedalaman warna yang tertentu dan juga komposisi warna tertentu dari bahan warna pigmen warna dalam pelarut dan gen pengikat untuk pengencer air. Gen pengikat dapat berupa minyak linen untuk cat minyak dengan pengencer terpenthin pada permukaan datar seperti kertas, kanvas atau dinding. Hal ini dilakukan oleh seorang seniman pelukis dengan kedalaman warna dan dibarengi oleh cita rasa pelukis, definisi ini dapat digunakan terutama jika ia merupakan pencipta dari suatu karya lukis.

Pengertian LukisanJika dilihat dari sejarahnya, lukisan-lukisan tertua ditemukan di Chauvet Grotte (Perancis), oleh beberapa sejarawan, lukisan tersebut diklaim berasal dari sekitar 32 ribu tahun yang lalu. Lukisan di Chauvet Grotte tersebut diukir dan dicat menggunakan oker merah dan pigmen hitam dan menampakan gambar beberapa jenis hewan seperti kuda, badak, singa, kerbau, selain itu juga memperlihatkan sosok raksasa, desain abstrak dan sejenis sosok manusia mungkin bersifat parsial. Akan tetapi, bukti paling awal penciptaan karya lukisan telah ditemukan juga di dua tempat penampungan batu di Arnhem Land (Australia utara). Pada lapisan terendah material tempat ini tidak digunakan potongan oker yang diperkirakan berasal dari 60 ribu tahun yang lalu. Para arkeolog juga telah menemukan sebuah fragmen dari lukisan batu yang diawetkan dalam batu kapur tempat penampungan di wilayah Kimberley Utara (Australia Barat), diperkirakan 40 ribu tahun yang lalu. Ada contoh lukisan gua di seluruh dunia-di India , Perancis, Spanyol, Portugal, Cina, Australia, dll

Dalam budaya Barat, lukisan dengan cat minyak dan cat air memiliki tradisi kaya dan kompleks dalam gaya dan subjek. Adapun dalam budaya Timur, tinta dan warna historis didominasi oleh pilihan media dengan tradisi yang juga sama-sama kaya dan kompleks.

Dengan berkembangnya teknologi, penemuan fotografi juga memiliki dampak besar pada lukisan. foto pertama diproduksi pada 1829. Dari pertengahan hingga akhir abad ke-19, proses fotografi ditingkatkan. Lukisan mulai banyak kehilangan tujuan historisnya untuk memberikan catatan yang tepat dan akurat dari dunia yang dapat diamati. Ada yang memulai serangkaian gerakan seni pada abad ke-20 di mana pandangan Renaissance dunia itu terus terkikis, melalui Impresionisme, Post Impresionisme, Fauvisme, Ekspresionisme, Kubisme dan Dadaism. Adapun Lukisan Timur dan Afrika, tidak mengalami transformasi setara pada saat yang sama.

Seni Modern dan Kontemporer telah menjauh dari nilai-nilai sejarah, hal ini membuat beberapa orang mengatakan bahwa pada 1960, lukisan sebagai bentuk seni, sudah musnah. Tapi hal ini tidak menghalangi semangat sebagian besar pelukis yang hidup, mereka terus berlatih untuk menghasilkan lukisan baik secara keseluruhan atau sebagian dari pekerjaan mereka sebagai pelukis. Vitalitas dan fleksibilitas lukisan di abad 21 dapat membantah pernyataan prematur dari kehancurannya. Dalam zaman yang ditandai gagasan pluralisme, tidak ada konsensus tentang gaya perwakilan zaman. Karya-karya penting seni terus dihasilkan dalam berbagai macam gaya dan temperamen estetika.

Thursday, December 4, 2014

Pengertian dari Objek Menggambar


Apakah pengertian dari objek menggambar ?
Walaupun banyak pelukis beraktivitas dengan hanya mengandalkan imajinasinya saat menggambar, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak juga pelukis yang menggambar dengan menggunakan objek.
Yang dimaksud dengan objek menggambar adalah objek yang digunakan oleh pelukis sebagai contoh atau model lukisannya.

Objek yang tidak akan pernah habis untuk digambar adalah alam semesta. Kekayaan flora, fauna dan juga alam benda merupakan objek yang dapat kita gambar. Keindahan flora, fauna dan juga alam benda merupakan sumber inspirasi dan eksplorasi yang tak terbatas dalam menggambar.

Menggambar bentuk 

Menggambar bentuk artinya menggambar dengan meniru bentuk objek alam atau objek benda yang sebenarnya. Atau dengan Kata lain, pengertian gambar bentuk adalah gambar yang dihasilkan sesuai dengan kondisi aslinya.
Dalam bidang seni rupa, bentuk terbagi atas dua macam, yaitu: Bentuk Figuratif dan Bentuk Nonfiguratif. Bentuk Figuratif artinya bentuk nyata sesuai dengan aslinya, sedangkan bentuk Nonfiguratif artinya bentuk yang tidak nyata.

Selain itu, dapat juga digolongkan dalam:

  • Bentuk Abstrak, yaitu bentuk yang tidak nyata atau tidak meniru benda yang terdapat di alam
  • Bentuk Geometris, yaitu bentuk yang beraturan
  • Bentuk Non-geometris, yaitu bentuk yang tidak beraturan
  • Bentuk Stilasi, yaitu bentuk yang dihasilkan dari hasil modifikasi bentuk hewan maupun tumbuhan. Contohnya pada batik.
  • Bentuk Visual Realistis atau Naturalis, yaitu bentuk yang terdapat di alam dan dibuat sesuai dengan kondisi aslinya.

Monday, December 1, 2014

Bereksperimen dalam Seni Rupa

Keberanian bereksperimen sangat diperlukan pada aktivitas penciptaan seni rupa (murni, desain, dan kria) yang mementingkan kreativitas. Ada perupa (seniman) yang bereksperimen dalam menyajikan bentuk seni (menciptakan bentuk baru), sementara seniman lain bereksperimen dalam memilih dan mengkombinasikan beberapa aspek konseptual penciptaan seni. Ada juga beberapa seniman yang melakukan eksperimen dengan memodifikasi konvensi seni, desain, dan kria yang sudah ada, kemudian yang terakhir ada pula seniman yang benar-benar bereksperimen untuk menemukan dan menciptakan karya seni yang benar-benar baru. Dalam konteks proses kreatif, Guilford dalam bukunya yang berjudjul "Semiawan, Dimensi Kreatif dalam Filasafat Ilmu" menyebutkan; sifat fluensi, orisinalitas, fleksibilitas, elaborasi, dan redefinisi adalah kemampuan yang perlu dikembangkan lewat aktivitas eksperimen. Fluensi terkait secara langsung dengan kesigapan, kelancaran, dan kemampuan manusia untuk melahirkan banyak gagasan. Fleksibilitas adalah kemampuan manusia untuk menggunakan beragam pendekatan dalam memecahkan masalah. Sedangkan orisinalitas adalah kemampuan manusia untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli. Sedangkan redefinisi merupakan kemampuan manusia untuk merumuskan batasan-batasan dari sudut pandang lain, tidak dengan cara-cara yang sudah lazim. Sebagai contoh, lukisan secara konvensional biasanya didefinisikan sebagai karya seni dua dimensioanal, batasan ini dianggap oleh sebagian seniman pelukis kreatif mengekang kreativitas mereka. Kemudian dengan sengaja mereka membuat lukisan dalam wujud 3 dimensional (bentuk piramid 3 dimensi). Ini adalah ontoh dari redefinisi bentuk seni.

1. Penciptaan Seni Rupa Murni dalam Bereksperimen dalam Seni Rupa


Bereksperimen dalam Seni RupaPenciptaan seni rupa murni adalah kegiatan berkarya seni lukis, seni grafis, seni patung, seni serat, dan lain-lain, untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pengalaman kehidupan menjadi suatu perwujudan visual yang dilandasi dengan kepekaan artistik. Kepekaan artistik disini dapat berarti "memerlukan kemampuan dalam mengelola atau mengorganisir elemen-elemen visual untuk mewujudkan gagasan menjadi sebuah karya nyata".

a. Aspek Konseptual

1) Penemuan Sumber Inspirasi

Titik tolak penciptaan sebuah karya seni rupa murni adalah penemuan gagasan. Kita harus memiliki gagasan yang jelas dan terdefinisi dengan baik dalam mengekspresikan pengalaman artistik. Sumbernya dapat berasal dari realitas internal dan realitas eksternal.

  1. realitas internal, perambahan kehidupan spiritual (psikologis) dari diri kita sendiri. Misalnya harapan, cita-cita, intuisi, emosi, nalar, gairah, kepribadian dan pengalaman kejiwaan lainnya yang seringkali belum teridentifikasi dengan bahasa. Atau dengan kata lain, gagasan seni dapat timbul dari kebutuhan kita sebagai manusia untuk berekspresi. 
  2. realitas eksternal, yaitu hubungan pribadi kita sebagai manusia dengan Tuhan (tema religius), hubungan pribadi kita dengan sesama manusia (tema sosial: kemiskinan, keadilan, nasionalisme), dan hubungan pribadi kita dengan alam (tema: lingkungan, keindahan alam) dan lain sebagainya.


2) Penetapan Interes Seni

Dalam aktivitas penciptaan kita harus menentukan interes seni dari kita sendiri, dapat berkreasi secara optimal. Pada dasarnya terdapat 3 interes seni:

  1. interes pragmatis, yaitu menempatkan seni sebagai instrumen pencapaian tujuan tertentu. Misalnya tujuan nasional, politik, moral, dakwah, dan lain-lain. 
  2. interes reflektif, yaitu menempatkan seni sebagai pencerminan realitas aktual (fakta kehidupan) dan realitas khayali (realitas yang dibayangkan sebagai sesuatu yang ideal).
  3. interes estetis, yaitu berupaya melepaskan seni dari nilai-nilai pragmatis dan instrumentalis. Jadi interes estetis bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai estetik secara mandiri (seni untuk seni).


Dengan menetapkan interes seni kita sendiri, kita akan lebih memahami tujuan kita dalam menciptakan suatu karya.

3) Penetapan Interes Bentuk

Untuk mengekspresikan penghayatan kita terhadap nilai-nilai internal atau eksternal dengan tuntas, perlu dipertimbangkan kecenderungan umum minat dan selera seni kita sendiri. Misalnya dengan cara mencermati karya-karya yang telah kita buat selama ini. Kecenderungan yang dapat dipilih adalah :

  1. bentuk figuratif, yaitu karya seni rupa yang menggambarkan figur yang biasa kita kenal sebagai objek-objek alami, manusia, tumbuhan, hewan, gunung, laut, sungai dan lain-lain yang kita gambarkan dengan cara meniru rupa dan warna benda- benda tersebut. 
  2. bentuk semi figuratif, yaitu karya seni rupa separuh figuratif, masih menggambarkan figur atau kenyataan alamiah, tapi bentuk dan warnanya sudah mengalami deformasi, distorsi, stilasi, oleh perupa. Bentuknya tidak meniru rupa sesungguhnya, tetapi sudah dirubah untuk kepentingan pemaknaan, misalnya, bentuk tubuh manusia yang diperpanjang, atau sebuah patung yang bertangan banyak, bentuk gunung yang disederhanakan atau digayakan untuk mencapai efek estetis dan artistik. 
  3. bentuk nonfiguratif, merupakan karya-karya seni rupa yang sama sekali tidak menggambarkan bentuk-bentuk alamiah, dengan kata lain tanpa figur atau tanpa objek, oleh sebab itu disebut pula seni rupa non objektif. Pada karya-karya seni rupa non figuratif, susunan unsur-unsur visual ditata sedemikian rupa untuk menghasilkan satu karya yang indah. Istilah lain dari karya seni rupa non figuratif adalah karya seni abstrak. Secara umum karya abstrak yang baik dan berhasil adalah karya yang memiliki “bentuk bermakna”. Artinya sebuah karya seni yang berkapasitas untuk membangkitkan pengalaman estetis bagi orang yang mengamatinya. Dengan kata lain yang lebih sederhana, karya seni yang dapat membangkitkan perasaan menyenangkan, yaitu rasa keindahan.

4) Penetapan Prinsip estetik

Secara umum karya seni rupa murni menganut prinsip estetika tertentu. Untuk itu, kita harus dapat mengidentifikasi cita rasa keindahan yang terdapat pada karya-karya yang pernah kita ciptakan. Pada tahap ini, kita perlu menetapkan prinsip estetika yang paling sesuai bagi kita untuk mengungkapkan suatu pengalaman. Beberapa alternatif prinsip estetika yang dapat dipilih ialah:

  1. pramodern, yaitu prinsip estetika yang memandang seni sebagai aktivitas merepresentasikan bentuk-bentuk alam (gunung, laut, sungai), atau aktivitas pelestarian kaidah estetik tradisional. 
  2. modern, yaitu prinsip estetika yang memandang seni sebagai aktivitas kreatif yang mengutamakan aspek penemuan, orisinalitas, dan gaya pribadi atau personaliti. 
  3. posmodern, yaitu prinsip estetika yang memandang seni sebagai aktivitas permaianan tanda yang ironik, sifatnya eklektik (meminjam dan memadu gaya seni lama) serta menyajikannya sebagai pencerminan budaya konsumerisme masa kini.


b. Aspek Visual

1) Struktur Visual.

Untuk mewujudkan aspek konseptual menjadi sebuah karya visual, perlu ditegaskan lebih spesifik dalam "subject matter", masalah pokok atau tema seni yang akan kita ciptakan. Misalnya tema sosial: keadilan, dengan pilihan objek “hakim”. Tema pendidikan: dengan pilihan objek “guru”, tema religius: lukisan kaligrafi dengan objek “ayat Al-Quran tertentu”, dan lain sebagainya. Objek-objek tersebut dapat kita visualisasikan dengan berbagai cara, pilihlah unsur rupa (garis, tekstur, warna, bidang, volume, ruang), sesuai dengan kebutuhan interes seni, interes bentuk dan prinsip estetika yang telah ditetapkan terlebih dahulu dalam aspek konseptual.

2) Komposisi.

Hasil seleksi unsur-unsur seni rupa dikelola, ditata, dengan prinsip-prinsip tertentu, baik terhadap unsur secara tersendiri ataupun dalam hubungannya dengan bentuk atau warna. Dengan memperhatikan 4 (empat) prinsip pokok komposisi, yaitu: (1) proporsi, (2) keseimbangan, (3) irama, dan (4) kesatuan untuk memperlihatkan karakteristik keunikan pribadi kita.

3) Gaya pribadi

Dalam penciptaan karya seni, karakteristik atau ciri khas seorang seniman perupa merupakan faktor bawaan, yang menandai sifat unik karya yang diciptakannya. Misalnya Basoeki Abdullah, Raden Saleh, dan S. Soedjojono, meskipun mereka sama-sama melukis dengan gaya realisme, karya mereka akan sangat berlainan karena unsur gaya pribadi. Karya Raden Saleh biasanya menghadirkan suasana dramatis aristokratis, karya Basoeki Abdullah biasanya memperlihatkan idealisasi keindahan yang permai, sedangkan karya S. Soedjojono menghadirkan suasana heroisme dan nasionalisme.

Gaya pribadi akan lebih mudah terlihat jika kebebasan berkreasi diberikan, sehingga karya-karya siswa dengan sendirinya akan memperlihatkan keberagaman gaya seni sesuai kepribadian mereka masing-masing.

2. Aspek Operasional dalam Bereksperimen dalam Seni Rupa


Langkah-langkah kerja dalam proses perwujudan karya secara keseluruhan dimulai dari penetapan bahan, peralatan utama dan pendukung, serta teknik-teknik dalam memperlakukan bahan beserta peralatannya. Seluruh proses tersebut dikelompokkan ke dalam tiga tahap:
  1. Tahap persiapan. Melakukan pengadaan dan pengolahan bahan utama, bahan pendukung, dan pengadaan peralatan. 
  2. Tahap Pelaksanaan. Berkenaan dengan pengalaman artistik, aktivitas proses kreasi dari awal sampai selesai. 
  3. Tahap akhir. Karya seni rupa yang sudah selesai diciptakan, masih membutuhkan tindakan-tindakan khusus agar siap untuk dipamerkan. Jenis karya seni rupa tertentu memerlukan pembersihan secara menyeluruh, lapisan pengawet (coating), atau lembaran kaca dan bingkai. Jenis lain membutuhkan kemasan. Semuanya harus digarap dengan baik dan benar, sampai sebuah karya seni rupa sudah siap untuk dipamerkan.